Rumah adat Sumatera Selatan adalah jenis rumah tradisional yang dibangun oleh masyarakat di daerah Sumatera Selatan, Indonesia.
Rumah adat Sumatera Selatan memiliki ciri khas yang unik tergantung pada suku dan daerahnya. Biasanya, rumah adat Sumatera Selatan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alamiah seperti kayu, bambu, dan batu.
Selain sebagai tempat tinggal, rumah adat Sumatera Selatan juga memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan budaya tradisional.
Oleh karena itu, rumah adat Sumatera Selatan menjadi salah satu warisan budaya yang penting dan harus dijaga keberadaannya sebagai bentuk pelestarian budaya daerah.
Nama-nama Rumah Adat Sumatera Selatan
Rumah adat Sumatera Selatan memiliki berbagai macam jenis dan ragam, tergantung pada suku dan daerahnya. Berikut adalah beberapa jenis rumah adat yang umum ditemukan di Sumatera Selatan:
1. Rumah Ulu
Rumah Ulu adalah salah satu jenis rumah adat yang berasal dari daerah Ulu atau pedalaman di Sumatera Selatan.
Rumah Ulu merupakan rumah adat tradisional suku Serawai, yang terletak di daerah Pesisir Selatan, Sumatera Selatan.
Ciri khas dari Rumah Ulu adalah bentuk atapnya yang melengkung ke atas, menyerupai perahu terbalik. Atap
Rumah Ulu terbuat dari ijuk, daun rumbia, atau sirap berbentuk limas tunggal yang melebar ke samping.
Konstruksi atapnya didukung oleh beberapa tiang kayu yang kokoh. Bagian dinding Rumah Ulu terbuat dari kayu dan bambu yang disusun secara bersusun.
Rumah Ulu memiliki ruang utama yang besar dengan fungsi sebagai ruang keluarga, dapur, dan tempat tidur.
Bagian rumah yang lain, seperti gudang, di tempatkan di bawah rumah utama, biasanya terdiri dari beberapa bilik.
Rumah Ulu memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat di daerah Sumatera Selatan. Saat ini, keberadaannya semakin jarang karena sudah tergantikan oleh rumah modern yang lebih praktis.
Namun, upaya pelestarian dan pengembangan Rumah Ulu terus dilakukan untuk menjaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Rumah adat Ulu dari Sumatera Selatan memiliki beberapa bagian utama yang khas dan memiliki fungsi masing-masing, di antaranya:
a. Lantai atau Dasar Rumah
merupakan bagian paling bawah dari rumah adat Ulu. Bagian ini biasanya terbuat dari papan kayu yang diletakkan di atas pondasi atau alas yang terbuat dari batu bata atau batu alam.
Lantai rumah Ulu biasanya diberi ruang kosong di bawahnya sebagai ventilasi udara dan pengatur kelembaban di dalam rumah.
b. Tiang atau Balok
merupakan bagian struktural rumah adat Ulu yang berfungsi sebagai penyangga atap. Tiang atau balok biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh.
Pada rumah adat Ulu, tiang biasanya memiliki bentuk bulat atau berbentuk segi empat dengan ukuran yang bervariasi.
c. Dinding
merupakan bagian pembatas antara ruangan dalam dan luar rumah. Dinding pada rumah adat Ulu biasanya terbuat dari kayu, bambu, atau anyaman bilah bambu yang disusun secara horisontal.
Dinding pada rumah adat Ulu biasanya memiliki lubang-lubang kecil di sisi-sisinya untuk ventilasi udara.
d. Atap
Merupakan bagian teratas dari rumah adat Ulu yang berfungsi untuk melindungi penghuni dari cuaca dan suhu yang ekstrem.
Atap pada rumah adat Ulu biasanya terbuat dari ijuk atau rumbia yang disusun secara rapih dan kuat. Atap pada rumah adat Ulu memiliki bentuk yang bervariasi, tergantung dari jenis rumah adatnya.
e. Serambi
Merupakan bagian teras atau balkon yang terletak di bagian depan atau belakang rumah. Serambi pada rumah adat Ulu biasanya memiliki ukuran yang luas dan berfungsi sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan keluarga.
f. Tangga
Merupakan bagian akses untuk naik ke ruang dalam rumah. Tangga pada rumah adat Ulu biasanya terletak di bagian depan atau belakang rumah dan terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh.
g. Ruang dalam
Merupakan bagian utama dari rumah adat Ulu yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Ruang dalam biasanya terdiri dari beberapa kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Ruang dalam pada rumah adat Ulu biasanya dihiasi dengan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
2. Rumah Limas
Rumah Limas adalah salah satu jenis rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan, terutama dari kota Palembang.
Ciri khas utama dari Rumah Limas adalah bentuk atapnya yang menyerupai kerucut dan memiliki puncak yang menjulang tinggi ke atas.
Bentuk atap Rumah Limas terdiri dari empat sisi atau lebih dan terbuat dari kayu, bambu, dan bahan alam lainnya.
Puncak atap biasanya didekorasi dengan hiasan berbentuk bola yang disebut dengan siger. Struktur atap Rumah Limas dibangun dengan menggunakan sistem rakit kayu yang kuat dan kokoh.
Selain atap yang khas, Rumah Limas juga memiliki ciri khas lainnya, seperti bentuk bangunan yang berbentuk persegi panjang dan memiliki dinding terbuat dari kayu. Lantai Rumah Limas biasanya terbuat dari papan kayu yang disusun dengan rapi.
Rumah Limas terdiri dari beberapa ruangan, seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan tempat penyimpanan.
Biasanya, ruangan-ruangan ini terhubung dengan pintu-pintu kayu yang terbuat dari kayu jati atau kayu meranti.
Rumah Limas merupakan salah satu warisan budaya yang penting bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Saat ini, upaya pelestarian dan pengembangan Rumah Limas terus dilakukan untuk menjaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Rumah adat Limas dari Sumatera Selatan memiliki beberapa bagian utama yang khas dan memiliki fungsi masing-masing, di antaranya:
a. Lantai atau dasar rumah
Merupakan bagian paling bawah dari rumah adat Limas. Bagian ini biasanya terbuat dari papan kayu yang diletakkan di atas pondasi atau alas yang terbuat dari batu bata atau batu alam.
Lantai rumah Limas biasanya diberi ruang kosong di bawahnya sebagai ventilasi udara dan pengatur kelembaban di dalam rumah.
b. Tiang atau balok
Merupakan bagian struktural rumah adat Limas yang berfungsi sebagai penyangga atap. Tiang atau balok biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh. Pada rumah adat Limas, tiang biasanya memiliki bentuk segi empat dengan ukuran yang bervariasi.
c. Dinding
Merupakan bagian pembatas antara ruangan dalam dan luar rumah. Dinding pada rumah adat Limas biasanya terbuat dari kayu, bambu, atau anyaman bilah bambu yang disusun secara vertikal. Dinding pada rumah adat Limas biasanya memiliki lubang-lubang kecil di sisi-sisinya untuk ventilasi udara.
d. Atap
Merupakan bagian teratas dari rumah adat Limas yang berfungsi untuk melindungi penghuni dari cuaca dan suhu yang ekstrem.
Atap pada rumah adat Limas biasanya terbuat dari ijuk atau rumbia yang disusun secara rapih dan kuat.
Atap pada rumah adat Limas memiliki bentuk seperti limas atau segitiga dengan ujung yang melengkung ke atas.
e. Serambi
Merupakan bagian teras atau balkon yang terletak di bagian depan atau belakang rumah. Serambi pada rumah adat Limas biasanya memiliki ukuran yang luas dan berfungsi sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan keluarga.
f. Tangga
Merupakan bagian akses untuk naik ke ruang dalam rumah. Tangga pada rumah adat Limas biasanya terletak di bagian depan atau belakang rumah dan terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh.
g. Ruang dalam
Merupakan bagian utama dari rumah adat Limas yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Ruang dalam biasanya terdiri dari beberapa kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Ruang dalam pada rumah adat Limas biasanya dihiasi dengan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
3. Rumah Rakit
Rumah Rakit adalah salah satu jenis rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan, khususnya dari suku Lematang dan Ogan.
Rumah Rakit dibangun di atas permukaan air, baik di sungai, danau, atau rawa-rawa, sehingga dapat disebut juga sebagai rumah panggung air.
Ciri khas utama dari Rumah Rakit adalah bangunan yang terbuat dari kayu yang kuat dan tahan air.
Struktur Rumah Rakit terdiri dari beberapa tiang kayu yang ditanamkan ke dasar air dan dipadatkan dengan batu-batu besar agar kuat menahan getaran dan arus air.
Bagian atas dari tiang-tiang tersebut terhubung dengan jembatan kayu yang berfungsi sebagai akses menuju rumah.
Bagian atap dari Rumah Rakit biasanya terbuat dari daun rumbia atau ijuk yang disusun dalam bentuk limas. Atap limas tersebut menjulang ke atas dan memiliki puncak yang meruncing.
Pada bagian samping, atap biasanya menutupi sebagian besar dinding untuk memberikan perlindungan dari hujan dan sinar matahari.
Rumah Rakit memiliki fungsi yang beragam, seperti tempat tinggal, tempat menyimpan alat tangkap ikan, dan tempat berlindung dari banjir.
Pada zaman dahulu, masyarakat Sumatera Selatan sering kali membangun rumah-rumah ini sebagai bentuk adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar yang rawan banjir dan berada di atas air.
Saat ini, keberadaan Rumah Rakit semakin jarang ditemukan karena adanya modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Namun, upaya pelestarian dan pengembangan Rumah Rakit terus dilakukan untuk menjaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Rumah adat Rakit dari Sumatera Selatan memiliki beberapa bagian utama yang khas dan memiliki fungsi masing-masing, di antaranya:
a. Rakit
Merupakan bagian utama dari rumah adat Rakit. Rakit merupakan platform yang terbuat dari kayu yang kuat dan ringan, yang diletakkan di atas air atau di atas tanah yang lembab.
Rakit biasanya memiliki bentuk segi empat atau persegi panjang dan terbuat dari bambu atau kayu yang diikat dengan rotan atau tali rafia.
b. Tiang
Tiang pada rumah adat Rakit biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh, yang ditanam ke dalam rakit sebagai penyangga atap. Tiang pada rumah adat Rakit memiliki bentuk segi empat atau bulat.
c. Dinding
Dinding pada rumah adat Rakit biasanya terbuat dari anyaman bilah bambu atau kayu yang disusun secara vertikal.
Dinding pada rumah adat Rakit dapat dibuka atau ditutup, tergantung pada kebutuhan penghuni. Dinding pada rumah adat Rakit juga memiliki lubang-lubang kecil di sisi-sisinya untuk ventilasi udara.
d. Atap
Atap pada rumah adat Rakit biasanya terbuat dari ijuk atau rumbia yang disusun secara rapih dan kuat.
Atap pada rumah adat Rakit memiliki bentuk seperti limas atau segitiga dengan ujung yang melengkung ke atas. Atap pada rumah adat Rakit berfungsi untuk melindungi penghuni dari hujan dan panas.
e. Serambi
Serambi pada rumah adat Rakit biasanya terletak di bagian depan atau belakang rumah, yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan menikmati pemandangan sekitar. Serambi pada rumah adat Rakit biasanya dibuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang luas.
f. Ruang dalam
Ruang dalam pada rumah adat Rakit biasanya terdiri dari beberapa kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Ruang dalam pada rumah adat Rakit biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
g. Anjungan
Anjungan pada rumah adat Rakit biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh peralatan atau barang-barang yang digunakan sehari-hari.
Anjungan pada rumah adat Rakit biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang cukup besar.
4. Rumah Tatahan
Rumah Tatahan adalah salah satu jenis rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan, khususnya dari suku Palembang dan Melayu.
Rumah Tatahan merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan atap yang terbuat dari ijuk atau rumbia.
Ciri khas utama dari Rumah Tatahan adalah konstruksinya yang terdiri dari tumpuan utama berupa empat tiang utama yang dijuluki dengan sebutan “tiang nangka”, karena terbuat dari kayu nangka yang kuat dan tahan lama.
Keempat tiang ini saling berhubungan dan bertumpu pada balok-balok kayu yang disusun dengan rapih.
Bagian atas dari empat tiang utama tersebut terhubung dengan rangka atap yang terbuat dari kayu dan berbentuk limas.
Atap rumah Tatahan memiliki kemiringan yang cukup curam sehingga mampu menahan air hujan dengan baik.
Rumah Tatahan biasanya dibangun di atas tanah yang dibuat panggung dengan ketinggian yang bervariasi. Tinggi panggung disesuaikan dengan ketinggian air yang seringkali naik pada musim penghujan.
Ruang bawah rumah Tatahan biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan barang dan bahan makanan.
Selain itu, Rumah Tatahan juga memiliki ciri khas pada bagian depannya, yaitu adanya teras yang cukup luas dan berfungsi sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan keluarga.
Rumah Tatahan merupakan salah satu warisan budaya yang penting bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Saat ini, upaya pelestarian dan pengembangan Rumah Tatahan terus dilakukan untuk menjaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Rumah adat Tatahan dari Sumatera Selatan memiliki beberapa bagian utama yang khas dan memiliki fungsi masing-masing, di antaranya:
a. Lantai
Lantai pada rumah adat Tatahan biasanya terbuat dari papan atau kayu yang disusun rapat dan kokoh.
Lantai pada rumah adat Tatahan biasanya diletakkan di atas tanah yang sudah dipadatkan dan dilapisi dengan tikar atau kain.
b. Tiang
Tiang pada rumah adat Tatahan biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh, yang ditanam ke dalam tanah sebagai penyangga atap. Tiang pada rumah adat Tatahan memiliki bentuk segi empat atau bulat.
c. Dinding
Dinding pada rumah adat Tatahan biasanya terbuat dari anyaman bilah bambu atau kayu yang disusun secara vertikal atau horisontal.
Dinding pada rumah adat Tatahan biasanya memiliki lubang-lubang kecil di sisi-sisinya untuk ventilasi udara.
d. Atap
Atap pada rumah adat Tatahan biasanya terbuat dari ijuk atau rumbia yang disusun secara rapih dan kuat.
Atap pada rumah adat Tatahan memiliki bentuk seperti limas atau segitiga dengan ujung yang melengkung ke atas. Atap pada rumah adat Tatahan berfungsi untuk melindungi penghuni dari hujan dan panas.
e. Serambi
Serambi pada rumah adat Tatahan biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan menikmati pemandangan sekitar. Serambi pada rumah adat Tatahan biasanya dibuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang luas.
f. Ruang dalam
Ruang dalam pada rumah adat Tatahan biasanya terdiri dari beberapa kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Ruang dalam pada rumah adat Tatahan biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
g. Anjungan
Anjungan pada rumah adat Tatahan biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh peralatan atau barang-barang yang digunakan sehari-hari.
Anjungan pada rumah adat Tatahan biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang cukup besar.
5. Rumah Kilapan
Rumah Kilapan adalah salah satu jenis rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan, khususnya dari suku Palembang dan Melayu.
Rumah Kilapan merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan atap yang terbuat dari ijuk atau rumbia.
Ciri khas utama dari Rumah Kilapan adalah konstruksinya yang terdiri dari tiang-tiang utama yang dijuluki “lima kilapan” karena jumlahnya terdiri dari lima buah tiang kayu yang ditempatkan di tengah-tengah rumah.
Tiang-tiang ini berfungsi sebagai penyangga atap dan diberi jarak yang cukup dekat satu sama lainnya.
Atap Rumah Kilapan berbentuk limas dengan kemiringan yang cukup curam. Atap ini terbuat dari bahan alami seperti ijuk atau rumbia, yang disusun secara rapih dan kuat sehingga mampu menahan cuaca yang ekstrem seperti hujan lebat dan panas terik.
Rumah Kilapan biasanya dibangun di atas tanah yang dibuat panggung dengan ketinggian yang bervariasi. Panggung ini berfungsi untuk menghindari banjir dan menjaga kelembaban pada bagian bawah rumah.
Selain itu, Rumah Kilapan juga memiliki ciri khas pada bagian depannya, yaitu adanya teras yang cukup luas dan berfungsi sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan keluarga.
Rumah Kilapan merupakan salah satu warisan budaya yang penting bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Saat ini, upaya pelestarian dan pengembangan Rumah Kilapan terus dilakukan untuk menjaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Rumah adat Kilapan dari Sumatera Selatan memiliki beberapa bagian utama yang khas dan memiliki fungsi masing-masing, di antaranya:
a. Lantai
Lantai pada rumah adat Kilapan biasanya terbuat dari papan atau kayu yang disusun rapat dan kokoh.
Lantai pada rumah adat Kilapan biasanya diletakkan di atas tanah yang sudah dipadatkan dan dilapisi dengan tikar atau kain.
b. Tiang
Tiang pada rumah adat Kilapan biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh, yang ditanam ke dalam tanah sebagai penyangga atap. Tiang pada rumah adat Kilapan memiliki bentuk segi empat atau bulat.
c. Dinding
Dinding pada rumah adat Kilapan biasanya terbuat dari anyaman bilah bambu atau kayu yang disusun secara vertikal atau horisontal.
Dinding pada rumah adat Kilapan biasanya memiliki ukiran-ukiran yang indah dan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
d. Atap
Atap pada rumah adat Kilapan biasanya terbuat dari ijuk atau rumbia yang disusun secara rapih dan kuat.
Atap pada rumah adat Kilapan memiliki bentuk seperti pelana kuda dengan dua buah puncak di sisi kanan dan kiri. Atap pada rumah adat Kilapan berfungsi untuk melindungi penghuni dari hujan dan panas.
e. Serambi
Serambi pada rumah adat Kilapan biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan menikmati pemandangan sekitar. Serambi pada rumah adat Kilapan biasanya dibuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang luas.
f. Ruang dalam
Ruang dalam pada rumah adat Kilapan biasanya terdiri dari beberapa kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Ruang dalam pada rumah adat Kilapan biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
g. Anjungan
Anjungan pada rumah adat Kilapan biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh peralatan atau barang-barang yang digunakan sehari-hari.
Anjungan pada rumah adat Kilapan biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang cukup besar.
6. Rumah Kingking
Rumah Kingking adalah salah satu jenis rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan, khususnya dari suku Palembang dan Melayu.
Rumah Kingking juga dikenal dengan nama Rumah Gadang atau Rumah Besar, karena memiliki ukuran yang lebih besar dari jenis rumah adat lainnya.
Ciri khas utama dari Rumah Kingking adalah konstruksinya yang terdiri dari beberapa tingkat dengan tiang-tiang yang kuat sebagai penyangga.
Tiang-tiang tersebut disusun secara rapih dan terbuat dari kayu yang kuat. Rumah Kingking biasanya memiliki 3-5 tingkat tergantung dari kekayaan dan status sosial pemilik rumah.
Bagian atas dari tiang-tiang utama Rumah Kingking terhubung dengan rangka atap yang terbuat dari kayu dan berbentuk limas.
Atap rumah Kingking memiliki kemiringan yang cukup curam sehingga mampu menahan air hujan dengan baik. Atap ini terbuat dari bahan alami seperti ijuk atau rumbia yang disusun dengan rapih dan kuat.
Rumah Kingking dibangun dengan luas yang mencapai beberapa ratus meter persegi, sehingga mampu menampung beberapa keluarga dan dapat digunakan sebagai tempat untuk acara-acara besar seperti pernikahan atau upacara adat.
Selain itu, Rumah Kingking juga memiliki ciri khas pada bagian depannya, yaitu adanya balkon atau serambi yang cukup luas dan berfungsi sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan keluarga.
Rumah Kingking merupakan salah satu warisan budaya yang penting bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Saat ini, upaya pelestarian dan pengembangan Rumah Kingking terus dilakukan untuk menjaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Rumah adat Kingking dari Sumatera Selatan memiliki beberapa bagian utama yang khas dan memiliki fungsi masing-masing, di antaranya:
a. Lantai
Lantai pada rumah adat Kingking biasanya terbuat dari kayu yang disusun rapat dan kokoh. Lantai pada rumah adat Kingking biasanya diletakkan di atas tanah yang sudah dipadatkan dan dilapisi dengan tikar atau kain.
b. Tiang
Tiang pada rumah adat Kingking biasanya terbuat dari kayu yang kuat dan kokoh, yang ditanam ke dalam tanah sebagai penyangga atap.
Tiang pada rumah adat Kingking memiliki bentuk seperti segitiga dan biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah.
c. Dinding
Dinding pada rumah adat Kingking biasanya terbuat dari anyaman bilah bambu atau kayu yang disusun secara vertikal atau horisontal.
Dinding pada rumah adat Kingking biasanya memiliki ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
d. Atap
Atap pada rumah adat Kingking biasanya terbuat dari ijuk atau rumbia yang disusun secara rapih dan kuat.
Atap pada rumah adat Kingking memiliki bentuk seperti pelana kuda dengan satu buah puncak di bagian tengah. Atap pada rumah adat Kingking berfungsi untuk melindungi penghuni dari hujan dan panas.
e. Serambi
Serambi pada rumah adat Kingking biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan menikmati pemandangan sekitar. Serambi pada rumah adat Kingking biasanya dibuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang luas.
f. Ruang dalam
Ruang dalam pada rumah adat Kingking biasanya terdiri dari beberapa kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Ruang dalam pada rumah adat Kingking biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ornamen-ornamen yang khas dari suku atau daerah setempat.
g. Anjungan
Anjungan pada rumah adat Kingking biasanya terletak di bagian depan rumah, yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh peralatan atau barang-barang yang digunakan sehari-hari.
Anjungan pada rumah adat Kingking biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dengan ukuran yang cukup besar.
Penutup
Secara keseluruhan, rumah adat Sumatera Selatan memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.
Dari rumah adat Ulu yang megah, Limas yang bersejarah, Rakit yang unik, Tatahan yang sederhana, Kilapan yang mewah, hingga Kingking yang khas, semuanya memiliki ciri khas dan nilai sejarah yang tinggi.
Oleh karena itu, menjaga dan memelihara rumah adat Sumatera Selatan merupakan tanggung jawab bersama untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia.