Senjata Tradisional Kalimantan Timur

Kalimantan timur adalah salah satu provinsi terkuat nomor 4 yang ada di Indonesia. Provinsi ini dihuni oleh banyak suku, diantaranya suku Bugis, suku Kurai, suku Dayak, suku Jawa, suku Banjar, suku Bukat, suku Bentian dan suku Penihing.

Akan tetapi jika Anda ingin melihat pesona dari wisatanya, maka kepulauan Derawan dapat menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang dikunjungi di Kalimantan Timur.

Kalimantan Timur juga memiliki senjata tradisional yang sangat eksotis. Senjata dengan desain yang saling berkesinambungan dengan rumah adat dan baju adat.

Sangat menarik bukan? Yuk, langsung saja simak penjelasan tentang Senjata Tradisional Kalimantan Timur berikut ini.

Nama-nama Senjata Tradisional Kalimantan Timur

Kalimantan Timur masih memiliki senjata tradisional yang masih eksis dan masih dipakai sampai sekarang ini.

Berikut ini adalah nama-nama senjata tradisional Kalimantan Timur, penjelasan dan gambarnya. Yuk langsung simak penjelasan lengkapnya!

1. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Mandau

Mandau merupakan salah satu senjata tradisional yang berasal dari suku Dayak, Kalimantan Timur. Pada umumnya senjata ini biasa digunakan oleh para raja atau kepala suku masyarakat. Hal ini dikarenakan senjata ini diyakini sebagai senjata yang cukup sakral.

Untuk bentuknya hampir sama seperti parang dengan ukuran panjang sekitar 50 cm. walaupun mirip namun perbedaannya dapat dilihat dari bilah-bilahnya.

Terdapat dua jenis lengkungan yang ada di senjata ini, yaitu bilah condong ke belakang atau yang dinamakan Mandau Langgi Tinggang. Sedangkan bilah yang lurus dinamakan jenis Mandau Ilang.

Uniknya lagi terdapat jenis Mandau lain, yaitu senjata dengan penyair yang bernama Mandau Naibur, lalu ada Mandau pakaga dan juga bayao yakni jenis Mandau yang memiliki variasi tersendiri.

Tidak hanya itu saja, untuk dapat membedakan Mandau dari suku Dayak dapat dilihat dengan berdasarkan hiasan. Hal ini dikarenakan terdapat banyak sub suku Dayak yang mempunyai Mandau dengan hiasan daerahnya masing-masing.

Untuk senjata tradisional Kalimantan Timur ini memiliki ciri khas yakni pada bagian bawahnya tidak terlalu menonjol. Lalu diberi lubang tambahan pada bilang dan ditutup memakai emas atau tembaga.

Sementara itu terdapat sarung bilah Mandau yang dinamakan kumpang. Kumpang ini terbuat dari kayu yang dihias dengan ukiran dan juga diikat dengan kantong kulit kayu.

Sehingga nanti kantong tersebut diisi dengan pisau penyerut dan juga kayu gading yang dipercaya bisa membunuh hewan buas.

Pada umumnya senjata ini disarungkan ke kumpang lalu didinginkan ke pinggang memakai jalinan rotan.

2. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Sumpit

Sumpit atau sipet adalah senjata tradisional Kalimantan Timur yang umumnya dikenakan dengan cara ditiup dengan maksud untuk mengeluarkan mata sumpit.

Senjata tradisional ini dipakai oleh masyarakat untuk keperluan, seperti berburu atau digunakan senjata dalam pertempuran perang.

Sumpit dibuat dengan memakai bahan dari bilah bambu atau batang kayu berongga, sedangkan untuk anak sumpit disebut dengan damek ini terbuat dari bilah bambu yang mempunyai ukuran kecil, lidi aren atau direp.

Panjang dari sumpit ini kurang lebih 1,5 sampai 2 meter, hal ini agar keunggulan dari sumpit bisa secara maksimal.

Keunggulan dari senjata ini adalah dapat menembak dengan jarak 200 meter dan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Sedangkan pada masa modern, senjata sumpit ini dipakai untuk sebagai ajang perlombaan.

3. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Gayang

Gayang adalah salah satu senjata tradisional dari daerah suku Dayak Kadazandusun. Senjata ini hampir mirip berbentuk seperti senjata Mandau.

Akan tetapi perbedaan dari kedua senjata ini terletak dari model bilah dan sarung parang yang melengkung seperti Parang Ilang dari Dayak Iban.

Tidak hanya itu, ukuran dari kedua senjata ini juga berbeda. Sebab ukuran dari bilah yang lebih panjang daripada senjata Mandau itu sendiri.

Senjata ini umumnya dihubungkan dengan kekuatan-kekuatan supranatural, hal ini disebabkan pada saat proses pembuatan harus melakukan beberapa ritual tertentu.

4. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Dohong

Dohong merupakan senjata tradisional Kalimantan Timur yang perlu Anda ketahui juga. Senjata ini mempunyai bentuk yang sama dengan keris akan tetapi berukuran lebih besar.

Kedua sisi dari mata Dohong ini dibuat tajam. Pegangan Dohong dibuat dari tanduk kerbau yang sudah mati.

Sayangnya, senjata eksotis ini sekarang sudah hampir tidak diketahui oleh orang. Jikapun ada yang memiliki, hanya dipakai sebagai benda pusaka. Bentuknya memang tidak memungkinkan untuk dikenakan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, jika untuk acara tertentu, Dohong akan dikeluarkan dari sarung oleh tetua adat yang memang mempunyai senjata tersebut. Ya, hanya seorang kepala suku yang boleh mempunyai dan memakai senjata tradisional Dohong ini.

Untuk sekarang ini, Dohong sudah sulit untuk ditemukan bahkan pada kalangan masyarakat Dayak sekalipun. Padahal, Dohong lebih dahulu muncul daripada senjata Mandau, apabila ditelisik dari sejarah.

5. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Parang Kemudi Singkir

Parang kemudi singkir berdasarkan buku tentang Koleksi Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat karya Syarifuddin dan M. Saperi Kadir merupakan senjata tradisional Kalimantan Selatan yang dipakai baik untuk mempertahankan diri dari musuh atau bahkan menyerang musuh.

Tidak hanya itu, senjata parang ini secara bersamaan juga memiliki fungsi sebagai benda pusaka. Bentuk dari parang kemudi singkir hampir sama seperti Mandau dengan dihiasi lukisan huruf, angka, binatang dan lain sebagainya pada bagian bidang kiri dan kanan.

Senjata ini terbuat dari bahan besi baja berwarna kehitam-hitaman dengan hulu yang terbuat dari kayu dan juga diukir dengan bentuk kepala ular.

6. Senjata Tradisional Keris Kalimantan Timur

Berdasarkan sejarah, sebetulnya senjata ini berasal dari tanah Jawa. Akan tetapi sudah berkembang luas di Kalimantan. Walaupun begitu, keris yang ada di Kalimantan Timur tidak sepopuler dengan jenis keris Jawa.

Senjata ini berkembang dan dipakai masyarakat dengan rumpun Melayu. Namun keberadaannya sekarang bisa ditemukan di daerah Jawa, Sumatera, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Filipina.

Di Negara Filipina keris biasa dijumpai di bagian selatan, yakni sekitar Pulau MIndanao. Namun untuk daerah Kalimantan Timur, senjata ini sekarang sudah menjadi salah satu benda pusaka yang telah dimiliki oleh Kerajaan Kutai.

Pada zaman dahulu, senjata ini biasa dipakai dalam upacara penobatan Sultan Kutai Kartanegara. Namun sebagian besar keris yang telah disimpan di dalam Museum Mulawarman tersebut adalah peninggalan dari Sultan Kutai Kartanegara XIX.

7. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Telawang atau Perisai

Senjata tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur berikutnya adalah Telawang atau Perisai. Namun terdapat beberapa masyarakat yang menyebutkan senjata ini dengan telabang dan kelembit.

Pada umumnya senjata ini biasa dipakai masyarakat sebagai alat untuk melindungi diri dari serangan musuh atau hewan buas.

Bahan yang dipakai untuk membuat adalah dari bahan kayu pelantan atau pelat, sebuah kayu yang kuat tetapi ringan.

Lalu dibentuk prisma dengan lebar 30-50 cm dan ukuran panjangnya sekitar 1,5-2 m. Terdapat dua sisi yang dimiliki oleh senjata ini, yakni bentuk sisi dalamnya seperti bagian atap rumah.

Dimana, pada bagain dalam tersebut dilengkapi dengan pegangan yang nyaman dipakai oleh penggunanya. Lalu pada sisinya diganti seperti atap rumah yang telah dilengkapi ukiran khas Dayak.

8. Senjata Tradisional Lonjo atau Tombak Kalimantan Timur

Lonjo atau tombak adalah senjata tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur, umumnya senjata ini dipakai untuk berburu atau berperang, senjata ini memiliki bentuk ujung yang runcing dan panjang. Ujung tombak ini terbuat dari besi tempat yang akan diasah sampai tajam.

Pegangan dari senjata ini terbuat dari bahan kayu dan bambu, sedangkan untuk bisa mengajukan yaitu dengan cara besi dan bambu disambungkan dengan memakai rotan.

Umumnya masyarakat Dayak akan menyambungkan dengan anyaman rotan. Hal ini disebabkan anyaman tersebut sangat kuat dan tahan lama.

Bahkan dari kepercayaan masyarakat Dayak sendiri, Londo memiliki energy yang dalam dan juga dapat membuat pemiliknya lebih kuat.

Pada gagang dari senjata ini juga terdapat hiasan, sehingga membuat senjata tersebut lebih menarik lagi.

9. Senjata Tradisional Kalimantan Timur Sungga

Sungga digunakan pada saat Perang Banjar oleh para pejuang yang dipimpin Tumenggung Antaluddin sebagai alat pembabat pasukan Belanda pada saat mereka hendak menyerang benteng pertahanan di Gunung Madang.

Bahan dari sungga dan juga sayapnya ini dibuat dari bahan besi baja berwarna kehitaman yang dibentuk dengan siku memanjang.

Penutup

Itulah sedikit penjelasan tentang Senjata Tradisional Kalimantan Timur, dimana masing-masing dari senjata ini tentunya mempunyai fungsi dan keunikan masing-masing.

Semoga dengan adanya artikel diatas bisa bermanfaat dan tentunya menambah wawasan dari para pembaca sekalian. Semoga dapat dipahami dengan baik tentang Senjata Tradisional Kalimantan Timur! Sekian dan Terimakasih.

 

Tinggalkan komentar