Tari daerah Jambi mungkin masih kurang dikenal di antara masyarakat Indonesia, namun keindahan dan keunikannya seharusnya tidak terlewatkan.
Gerakan yang dinamis dan lincah, serta kostum yang indah, menjadikan tari Jambi sebagai sebuah seni yang sangat menawan.
Tari daerah Jambi merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang sangat menarik untuk dijelajahi.
Beragam gerakan dan musik yang dimilikinya membuat tarian ini layak untuk dipelajari dan dipertunjukkan di berbagai kesempatan.
1. Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian tradisional daerah Jambi yang masih lestari hingga saat ini.
Tarian ini memiliki makna yang dalam dan biasanya dipertunjukkan dalam acara adat, upacara adat, atau acara keagamaan di daerah tersebut.
Secara harfiah, Sekapur Sirih artinya “bekas sirih”. Tari ini menceritakan sebuah kisah tentang seorang gadis yang sedang mempersiapkan diri untuk menikah.
Di Jambi, tradisi mempersiapkan pernikahan sangatlah penting dan selalu dihargai oleh masyarakat adat.
Pada masa lalu, persiapan pernikahan termasuk persiapan sirih pinang, yang dianggap sebagai simbol kebersamaan, keharmonisan, dan rasa persaudaraan yang tinggi.
Tari Sekapur Sirih dimulai dengan gerakan yang lembut dan indah dari penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi yang biasanya terdiri dari baju kurung, kain songket, dan selendang.
Mereka membawa baki yang berisi sirih pinang dan menghamparkan daun sirih di atas baki tersebut. Selama menari, mereka saling bertukar sirih pinang sebagai simbol persatuan dan kebersamaan.
Selama pertunjukan, penari pria juga bergabung dalam tarian tersebut. Mereka mengenakan pakaian adat yang terdiri dari baju kurung, celana panjang, dan destar.
Gerakan mereka lebih dinamis dan energik, menunjukkan kegembiraan dan semangat persaudaraan yang tinggi.
Tarian ini juga diiringi oleh musik tradisional Jambi yang terdiri dari gendang, rebana, gambus, dan serunai.
Musik tersebut membantu menciptakan suasana yang tenang dan sakral, serta menambah kesan khas dari tarian Sekapur Sirih.
Dalam konteks budaya Jambi, tari Sekapur Sirih dianggap sebagai tarian yang sangat penting dan memiliki nilai yang tinggi.
Tarian ini memperlihatkan keindahan gerakan yang lembut dan harmonis, serta memperkuat nilai-nilai persatuan dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat adat Jambi.
2. Kubu
Tari Daerah Kubu merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari kawasan Kubu di Provinsi Jambi, Sumatra.
Tarian ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang masih lestari hingga saat ini dan kerap dipertunjukkan pada berbagai acara adat di daerah tersebut.
Tarian Kubu Jambi biasanya dimainkan oleh para penari laki-laki yang mengenakan pakaian adat Kubu seperti celana pendek, kain pelikat, serta hiasan kepala yang unik.
Selama menari, para penari juga mengenakan perhiasan khas Kubu seperti gelang, kalung, dan anting-anting.
Gerakan dalam tarian Kubu Jambi didominasi oleh gerakan kaki yang lincah dan dinamis, serta gerakan tangan yang lembut dan elegan.
Musik pengiring tarian Kubu Jambi terdiri dari instrumen musik tradisional seperti gendang, rebana, dan serunai.
Musik tersebut dipadukan dengan nyanyian para penari yang menambah keindahan dan keunikan dari tarian Kubu Jambi.
Tarian Kubu Jambi memiliki berbagai makna dan kegunaan dalam budaya masyarakat Kubu. Tarian ini biasanya dipertunjukkan dalam upacara adat seperti pernikahan, pembukaan lahan, dan perayaan kemenangan.
Selain itu, tarian Kubu Jambi juga dipertunjukkan sebagai sarana untuk memperkuat persaudaraan dan persatuan antar anggota masyarakat Kubu.
Dalam aspek estetika, tarian Kubu Jambi sangat menarik untuk ditonton. Gerakan-gerakan yang lincah dan dinamis, ditambah dengan kostum dan perhiasan khas Kubu yang unik, membuat tarian ini memiliki daya tarik yang kuat.
Tarian Kubu Jambi juga merupakan salah satu bentuk seni yang memperlihatkan kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
3. Kisan
Tari Kisan adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, Sumatra. Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada acara adat seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan perayaan keagamaan di daerah tersebut.
Tarian Kisan Jambi sangat kental dengan nuansa keagamaan Islam, sebab Jambi merupakan salah satu daerah yang banyak dihuni oleh masyarakat Muslim.
Tarian Kisan Jambi dimainkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi seperti baju kurung, kain songket, dan selendang.
Mereka membawa properti seperti kendi atau teko yang berisi air sebagai simbol kesucian dan kebersihan.
Selama menari, para penari membentuk lingkaran dan bergandengan tangan sambil melakukan gerakan yang lembut dan indah.
Tarian Kisan Jambi biasanya diiringi oleh musik tradisional Jambi yang terdiri dari serunai, gambus, gendang, dan rebana.
Musik tersebut membantu menciptakan suasana yang tenang dan sakral, serta menambah kesan khas dari tarian Kisan.
Tarian Kisan Jambi memiliki makna yang dalam dan berkaitan dengan ajaran Islam. Air yang diangkat sebagai properti dalam tarian ini melambangkan kesucian, kebersihan, dan keberkahan yang terdapat dalam agama Islam.
Selain itu, tarian ini juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan antar anggota masyarakat.
Dalam aspek estetika, tarian Kisan Jambi sangat indah dan menarik untuk ditonton. Gerakan-gerakan yang lembut dan harmonis, ditambah dengan kostum dan properti yang unik, membuat tarian ini memiliki daya tarik yang kuat.
Tarian Kisan Jambi juga merupakan salah satu bentuk seni yang memperlihatkan kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang beragam.
4. Rentak Besapih
Tari Rentak Besapih merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, Sumatra. Tarian ini memiliki makna yang dalam dan berkaitan dengan adat dan kepercayaan masyarakat Jambi.
Rentak Besapih biasanya dipertunjukkan pada acara adat seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan keagamaan.
Tari Rentak Besapih dimainkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi seperti baju kurung, kain songket, dan selendang.
Selama menari, para penari membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan dan bergerak secara teratur mengikuti irama musik.
Musik pengiring tarian Rentak Besapih terdiri dari instrumen musik tradisional seperti serunai, gambus, gendang, dan rebana.
Iringan musik tersebut membantu menciptakan suasana yang riang dan semarak, serta menambah keindahan dan kekuatan dari tarian Rentak Besapih.
Tari Rentak Besapih memiliki makna yang berkaitan dengan ajaran Islam dan tradisi adat masyarakat Jambi.
Gerakan tarian ini melambangkan kebersamaan, keharmonisan, dan kerukunan antar anggota masyarakat.
Tarian ini juga dianggap sebagai salah satu bentuk persembahan kepada Allah SWT, sebab dalam kepercayaan Islam, musik dan tarian merupakan salah satu cara untuk menghormati Tuhan.
Dalam aspek estetika, tarian Rentak Besapih sangat menarik untuk ditonton. Gerakan-gerakan yang indah dan harmonis, ditambah dengan kostum dan properti khas Jambi yang elegan, membuat tarian ini memiliki daya tarik yang kuat.
Tarian Rentak Besapih juga merupakan salah satu bentuk seni yang memperlihatkan kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang beragam.
5. Inai
Tari Inai merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, Sumatra. Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada acara adat seperti pernikahan, khitanan, dan perayaan keagamaan di daerah tersebut.
Tarian Inai sangat kental dengan nuansa keagamaan Islam, sebab Jambi merupakan salah satu daerah yang banyak dihuni oleh masyarakat Muslim.
Tarian Inai dimainkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi seperti baju kurung, kain songket, dan selendang.
Selama menari, para penari membentuk lingkaran dan bergandengan tangan sambil melakukan gerakan yang lembut dan indah.
Tarian Inai Jambi biasanya diiringi oleh musik tradisional Jambi yang terdiri dari serunai, gambus, gendang, dan rebana.
Musik tersebut membantu menciptakan suasana yang tenang dan sakral, serta menambah kesan khas dari tarian Inai.
Tarian Inai Jambi memiliki makna yang dalam dan berkaitan dengan ajaran Islam. Inai yang digunakan sebagai properti dalam tarian ini melambangkan keindahan dan kebersihan tubuh serta kecantikan yang terdapat dalam agama Islam.
Selain itu, tarian ini juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan antar anggota masyarakat.
Dalam aspek estetika, tarian Inai Jambi sangat indah dan menarik untuk ditonton. Gerakan-gerakan yang lembut dan harmonis, ditambah dengan kostum dan properti yang unik, membuat tarian ini memiliki daya tarik yang kuat.
Tarian Inai Jambi juga merupakan salah satu bentuk seni yang memperlihatkan kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang beragam.
Meskipun Tari Inai lebih banyak ditampilkan oleh penari wanita, namun terdapat pula variasi dari tarian ini yang dimainkan oleh penari pria yang disebut dengan Tari Inai Laki-Laki.
Tarian ini memiliki gerakan yang lebih maskulin dan kuat dibandingkan dengan tarian Inai yang dimainkan oleh penari wanita.
6. Selampit Delapan
Tari Selampit Delapan adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, Sumatera.
Tarian ini dianggap sebagai tarian warisan budaya yang sangat penting bagi masyarakat Jambi dan biasanya dipertunjukkan pada acara adat seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan keagamaan.
Tari Selampit Delapan dimainkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi seperti baju kurung, kain songket, dan selendang.
Selama menari, para penari membentuk lingkaran dan bergandengan tangan sambil melakukan gerakan yang khas dan indah.
Tarian Selampit Delapan Jambi biasanya diiringi oleh musik tradisional yang terdiri dari serunai, gambus, gendang, dan rebana.
Iringan musik tersebut membantu menciptakan suasana yang riang dan semarak, serta menambah keindahan dan kekuatan dari tarian Selampit Delapan.
Tarian Selampit Delapan memiliki makna yang dalam dan berkaitan dengan kepercayaan dan adat masyarakat Jambi.
Gerakan tarian ini melambangkan kesatuan, kebersamaan, dan keharmonisan antara anggota masyarakat.
Selain itu, tarian ini juga dianggap sebagai bentuk persembahan kepada Allah SWT dalam kepercayaan Islam.
Dalam aspek estetika, tarian Selampit Delapan sangat indah dan menarik untuk ditonton. Gerakan-gerakan yang khas dan harmonis, ditambah dengan kostum dan properti khas Jambi yang elegan, membuat tarian ini memiliki daya tarik yang kuat.
Tarian Selampit Delapan Jambi juga merupakan salah satu bentuk seni yang memperlihatkan kekayaan dan keindahan budaya Indonesia yang beragam.
Nama “Selampit Delapan” diambil dari gerakan tarian yang terdiri dari delapan selampit atau jalinan tali yang dipegang oleh masing-masing penari.
Delapan selampit tersebut melambangkan delapan unsur kehidupan yang dianggap penting dalam kepercayaan masyarakat Jambi, seperti matahari, bulan, bumi, langit, angin, api, air, dan akal.
Tari Selampit Delapan juga memiliki variasi dari segi gerakan dan properti yang digunakan, tergantung dari daerah atau kelompok masyarakat yang menarikannya.
Meskipun variasinya berbeda-beda, namun makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tarian ini tetap sama dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat Jambi.
7. Tauh
Tari Tauh adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Tarian ini termasuk dalam kelompok tari perang atau tari perjuangan yang biasanya ditampilkan dalam acara-acara adat, seperti upacara penyambutan tamu penting atau perayaan keagamaan.
Tari Tauh biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria yang mengenakan pakaian adat yang terdiri dari kain sarung, baju kemeja, dan kain songket. Penari juga biasanya membawa senjata tradisional seperti keris, tombak, dan parang.
Gerakan dalam tarian Tauh menampilkan gerakan-gerakan yang agresif dan enerjik, mencerminkan semangat perjuangan dan ketangkasan para pejuang.
Tarian ini sering kali diiringi oleh irama musik yang khas, menggunakan alat musik seperti gendang, serunai, dan gong.
Tari Tauh memiliki sejarah yang panjang dan mengandung nilai-nilai yang sangat penting bagi masyarakat Jambi.
Tarian ini berasal dari masa perang di Jambi pada abad ke-17, di mana pejuang Jambi menghadapi serangan dari penjajah Belanda.
Tari Tauh merupakan simbol perjuangan masyarakat Jambi dalam mempertahankan tanah air dan kehormatan.
Dalam tarian Tauh, para penari biasanya membentuk lingkaran yang melambangkan persatuan dan kekuatan masyarakat Jambi. Gerakan tariannya yang lincah dan cekatan menggambarkan ketangkasan dan keberanian para pejuang.
Tari Tauh juga memiliki makna keagamaan, di mana gerakan tarian tersebut dianggap sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tarian ini juga sering ditampilkan dalam acara-acara keagamaan seperti perayaan Maulid Nabi.
Saat ini, tari Tauh masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat Jambi akan sejarah dan kekayaan budaya yang dimilikinya.
Tarian Tauh juga dianggap sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan budaya dan keindahan Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
8. Rangguk
Tari Rangguk adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Kerinci, Provinsi Jambi. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara adat seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan perayaan keagamaan.
Tari Rangguk menggambarkan kehidupan masyarakat adat Kerinci yang berada di kawasan pegunungan.
Tarian ini ditampilkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Kerinci yang berwarna-warni dan berbagai aksesoris seperti kalung, gelang, dan anting-anting.
Selain itu, penari juga mengenakan topi berhias dan membawa alat musik tradisional seperti gong, seruling, dan rebab.
Gerakan dalam Tari Rangguk menampilkan keindahan dan keanggunan gerakan-gerakan tari yang diiringi oleh musik yang khas.
Penari melakukan gerakan tari yang berirama dan serasi, menggambarkan keindahan alam dan kehidupan di kawasan pegunungan.
Tarian ini terdiri dari beberapa bagian, di antaranya adalah pembukaan, tarian, dan akhir. Pembukaan dimulai dengan gerakan yang lambat dan terus berubah menjadi semakin cepat dan enerjik.
Bagian tarian ditampilkan dengan gerakan yang lebih kompleks dan dinamis, menampilkan keanggunan dan kelincahan penari.
Sedangkan pada bagian akhir, tarian ditutup dengan gerakan yang lambat dan indah, menggambarkan keindahan alam dan kehidupan yang damai.
Tari Rangguk juga memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Kerinci, di antaranya adalah nilai-nilai religius, persatuan, dan keindahan alam.
Tarian ini sering dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral, etika, dan budaya masyarakat Kerinci kepada generasi muda.
Saat ini, Tari Rangguk masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
9. Ilang Asak
Tari Ilang Asak adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Kerinci, Provinsi Jambi. Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara adat seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan perayaan keagamaan.
Tari Ilang Asak menggambarkan keindahan alam dan kehidupan masyarakat adat Kerinci yang berada di kawasan pegunungan.
Tarian ini ditampilkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Kerinci yang berwarna-warni dan berbagai aksesoris seperti kalung, gelang, dan anting-anting.
Selain itu, penari juga mengenakan topi berhias dan membawa alat musik tradisional seperti gong, seruling, dan rebab.
Gerakan dalam Tari Ilang Asak menampilkan keindahan dan keanggunan gerakan-gerakan tari yang diiringi oleh musik yang khas.
Penari melakukan gerakan tari yang berirama dan serasi, menggambarkan keindahan alam dan kehidupan di kawasan pegunungan.
Tarian ini terdiri dari beberapa bagian, di antaranya adalah pembukaan, tarian, dan akhir. Pembukaan dimulai dengan gerakan yang lambat dan terus berubah menjadi semakin cepat dan enerjik.
Bagian tarian ditampilkan dengan gerakan yang lebih kompleks dan dinamis, menampilkan keanggunan dan kelincahan penari.
Sedangkan pada bagian akhir, tarian ditutup dengan gerakan yang lambat dan indah, menggambarkan keindahan alam dan kehidupan yang damai.
Tari Ilang Asak memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Kerinci, di antaranya adalah nilai-nilai religius, persatuan, dan keindahan alam.
Tarian ini sering dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral, etika, dan budaya masyarakat Kerinci kepada generasi muda.
Saat ini, Tari Ilang Asak masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
10. Nitih Naik Mahligai
Tari Nitih Naik Mahligai adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, tepatnya dari daerah Koto Baru, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara adat seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan perayaan keagamaan.
Tari Nitih Naik Mahligai menggambarkan perjalanan hidup seorang gadis yang berasal dari desa kecil, hingga menjadi seorang wanita yang cantik dan anggun serta berhasil meniti karier.
Tarian ini diawali dengan gerakan yang lembut dan lambat, yang menggambarkan kehidupan di desa yang tenang dan damai.
Kemudian, gerakan tari semakin cepat dan enerjik, menggambarkan perjalanan hidup gadis tersebut menuju kehidupan yang lebih baik di kota besar.
Tari Nitih Naik Mahligai ditampilkan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan pakaian adat Jambi yang berwarna-warni dan berbagai aksesoris seperti kalung, gelang, dan anting-anting.
Selain itu, penari juga mengenakan mahkota atau sanggul yang indah sebagai lambang kecantikan dan keanggunan.
Gerakan dalam Tari Nitih Naik Mahligai menampilkan keindahan dan keanggunan gerakan-gerakan tari yang diiringi oleh musik yang khas.
Penari melakukan gerakan tari yang berirama dan serasi, menggambarkan perjalanan hidup gadis tersebut dari desa ke kota besar.
Gerakan tari juga diikuti dengan pantun atau syair-syair yang indah sebagai bagian dari cerita dalam tarian.
Tarian ini memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Jambi, di antaranya adalah nilai-nilai kecantikan, ketekunan, dan kerja keras.
Tarian ini sering dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral, etika, dan budaya masyarakat Jambi kepada generasi muda.
Saat ini, Tari Nitih Naik Mahligai masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
11. Rentak Kudo
Tari Rentak Kudo adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, tepatnya dari daerah Batanghari.
Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara-acara adat seperti upacara perkawinan, penyambutan tamu, atau perayaan-perayaan keagamaan.
Tari Rentak Kudo menggambarkan keindahan dan keanggunan kuda yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat pedesaan Jambi.
Tarian ini dilakukan oleh sekelompok penari yang mengenakan pakaian adat khas Jambi yang berwarna-warni dan terdiri dari berbagai macam aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting, dan sanggul.
Gerakan dalam Tari Rentak Kudo menampilkan gerakan-gerakan yang dinamis dan energik yang menggambarkan keanggunan dan kekuatan kuda.
Gerakan dalam tari ini biasanya diiringi dengan musik tradisional seperti gendang, rebana, dan seruling.
Musik yang dimainkan dalam tari ini memiliki irama yang khas dan semakin memperkuat karakter tari Rentak Kudo.
Tari Rentak Kudo sering dianggap sebagai simbol dari kuda yang merupakan binatang yang sangat dihormati di masyarakat Jambi.
Kuda digunakan sebagai sarana transportasi, tempat pembelajaran olahraga, dan juga sebagai lambang kekuatan dan keberanian.
Dalam tari Rentak Kudo, gerakan tarian sering kali menggambarkan kuda yang berlari dengan cepat, melompat, dan menggoyang-goyangkan kepala.
Tari Rentak Kudo memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Jambi, antara lain nilai kebersamaan, kekuatan, keindahan, dan keanggunan.
Tarian ini juga sering dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
Saat ini, Tari Rentak Kudo masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
12. Sekato
Tari Sekato adalah tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, tepatnya dari daerah Batanghari.
Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara-acara adat seperti pernikahan, upacara adat, penyambutan tamu, atau perayaan keagamaan.
Tari Sekato menggambarkan keindahan dan keelokan perempuan Jambi yang berseri dan anggun.
Tarian ini dilakukan oleh sekelompok penari perempuan yang mengenakan pakaian adat khas Jambi yang berwarna-warni dan terdiri dari berbagai macam aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting, dan sanggul.
Gerakan dalam Tari Sekato menampilkan gerakan-gerakan yang lembut dan elegan yang menggambarkan keanggunan perempuan Jambi.
Gerakan dalam tari ini biasanya diiringi dengan musik tradisional seperti gendang, rebana, dan seruling. Musik yang dimainkan dalam tari ini memiliki irama yang khas dan semakin memperkuat karakter tari Sekato.
Tarian ini terdiri dari beberapa tahap gerakan, mulai dari gerakan pembukaan, gerakan tengah, hingga gerakan penutup.
Gerakan penari menggambarkan perempuan Jambi yang sedang bersolek dan bersiap-siap untuk menghadiri acara adat atau pernikahan.
Tari Sekato memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Jambi, antara lain nilai keindahan, keelokan, dan keanggunan perempuan.
Tarian ini juga sering dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
Saat ini, Tari Sekato masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
13. Serenguh Dayung
Tari Serengkuh Dayung adalah tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, tepatnya dari daerah Kerinci.
Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara-acara adat seperti pernikahan, upacara adat, penyambutan tamu, atau perayaan keagamaan.
Tari Serengkuh Dayung menggambarkan keindahan dan keelokan perempuan Jambi yang tangguh dan gigih dalam mengarungi kehidupan.
Gerakan dalam tari ini menggambarkan keseimbangan dan keharmonisan antara keindahan dan kekuatan, serta kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi segala rintangan.
Tarian ini dilakukan oleh sekelompok penari perempuan yang mengenakan pakaian adat khas Jambi yang berwarna-warni dan terdiri dari berbagai macam aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting, dan sanggul.
Gerakan dalam tari ini menggambarkan perjuangan dan keuletan perempuan dalam mengarungi kehidupan.
Tari Serengkuh Dayung terdiri dari beberapa tahap gerakan, mulai dari gerakan pembukaan, gerakan tengah, hingga gerakan penutup.
Gerakan dalam tari ini menggambarkan perempuan yang sedang memungut kayu bakar di hutan dan membawanya pulang dengan menggunakan perahu.
Gerakan penari menggambarkan perempuan yang tangguh dan gigih dalam mengarungi kehidupan, serta kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi segala rintangan.
Musik yang dimainkan dalam tari ini menggunakan alat musik tradisional seperti gendang, rebana, seruling, dan gong. Musik ini menciptakan suasana yang khas dan semakin memperkuat karakter tari Serengkuh Dayung.
Tari Serengkuh Dayung memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Jambi, antara lain nilai keindahan, kekuatan, dan kesabaran perempuan dalam mengarungi kehidupan.
Tarian ini juga sering dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
Saat ini, Tari Serengkuh Dayung masih sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi cara untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
14. Piring
Tari Piring adalah tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, tepatnya dari suku Melayu Jambi.
Tarian ini sangat terkenal dan sering dipentaskan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, penyambutan tamu, atau perayaan keagamaan.
Tari Piring dilakukan oleh sekelompok penari yang mengenakan pakaian adat Melayu Jambi. Selain itu, dalam tarian ini penari juga membawa piring-piring kecil yang diisi dengan berbagai jenis makanan atau peralatan dapur, seperti sendok, garpu, dan lain sebagainya.
Piring-piring tersebut dipegang oleh penari dengan kedua tangan dan diiringi oleh musik yang dimainkan oleh para musisi.
Gerakan dalam Tari Piring didominasi oleh gerakan tangan yang dinamis dan energik, yang menunjukkan keahlian dan keterampilan penari dalam mengendalikan piring-piring kecil tersebut. Gerakan tangan penari yang lincah dan cepat, seolah-olah mengikuti irama musik yang dimainkan.
Pada awal tarian, penari akan memperagakan gerakan yang lemah lembut dan berirama lambat, yang mencerminkan suasana kesejukan dan kedamaian di sekitar lingkungan hidup suku Melayu Jambi.
Namun, seiring berjalannya waktu, gerakan tarian semakin cepat dan dinamis, mencerminkan semangat dan kegembiraan dalam menyambut kedatangan tamu.
Tari Piring memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Jambi, antara lain nilai kebersamaan, keahlian, dan keterampilan.
Tarian ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya Provinsi Jambi kepada masyarakat luas.
Saat ini, Tari Piring masih sering dipertunjukkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Jambi.
Tarian ini juga telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia pada tahun 2014. Dengan pengakuan tersebut, diharapkan Tari Piring semakin dikenal dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa yang membanggakan.
15. Baselang
Tari Baselang merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi, tepatnya dari suku Kerinci.
Tarian ini biasanya dipentaskan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, penyambutan tamu, atau perayaan keagamaan.
Tari Baselang biasanya dilakukan oleh sekelompok penari yang terdiri dari pria dan wanita. Penari biasanya mengenakan pakaian adat Kerinci yang khas dan memegang bendera atau panji-panji sebagai atribut tarian.
Tarian ini diiringi oleh musik pengiring yang terdiri dari berbagai jenis alat musik tradisional, seperti gendang, gong, dan serunai.
Gerakan dalam Tari Baselang terdiri dari gerakan tangan dan kaki yang dinamis dan energik, yang menunjukkan kekuatan dan ketangkasan para penari.
Gerakan tarian dilakukan dengan tempo yang cepat, diiringi dengan gerakan bendera atau panji-panji yang diputar-putar dengan indah dan elegan.
Selain itu, Tari Baselang juga memiliki nilai-nilai budaya yang penting bagi masyarakat Kerinci, seperti nilai kebersamaan, gotong royong, keberanian, dan semangat juang yang tinggi.
Tarian ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya suku Kerinci kepada masyarakat luas.
Saat ini, Tari Baselang masih sering dipentaskan dalam berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan suku Kerinci.
Tarian ini juga telah diakui oleh Pemerintah Indonesia sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada tahun 2018.
Dengan pengakuan tersebut, diharapkan Tari Baselang semakin dikenal dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa yang membanggakan.
16. Japin Rantau
Tari Japin Rantau adalah salah satu tarian tradisional dari Provinsi Jambi yang berasal dari suku Melayu.
Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada acara-acara adat atau perayaan keagamaan, seperti pernikahan, pengajian, atau perayaan hari besar Islam.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan baju kurung dengan warna-warna cerah dan kain sarung berwarna hijau daun atau kuning dengan motif batik khas Jambi.
Para penari ini juga memakai selendang dan mahkota bunga di kepala sebagai atribut tarian.
Tarian Japin Rantau diiringi oleh musik tradisional seperti gambus, gendang, dan rebana yang dimainkan dengan irama yang khas.
Para penari biasanya membentuk lingkaran sambil bergerak mengelilingi panggung, dan gerakan mereka disesuaikan dengan irama musik yang dimainkan.
Gerakan dalam Tari Japin Rantau terdiri dari gerakan tangan, kepala, dan kaki yang lemah gemulai, melambangkan kehalusan, kelembutan, dan keindahan perempuan Melayu.
Gerakan tarian juga mencerminkan keceriaan dan kegembiraan, dan menampilkan keindahan gerakan-gerakan yang elegan dan indah.
Tari Japin Rantau memiliki nilai-nilai budaya yang penting bagi masyarakat Jambi, seperti nilai kebersamaan, kerukunan, kegembiraan, dan keindahan.
Tarian ini juga merupakan salah satu bentuk pengenalan tentang kebudayaan dan keindahan budaya Melayu di Jambi kepada masyarakat luas.
Hingga saat ini, Tari Japin Rantau masih sering dipentaskan pada berbagai acara adat dan budaya di Provinsi Jambi, serta menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan Melayu di Jambi.
Dengan dilestarikannya tarian ini, diharapkan kekayaan budaya Jambi dapat terus dijaga dan dipelihara untuk generasi selanjutnya.
Penutup
Secara keseluruhan, Tari daerah Jambi merupakan warisan budaya yang kaya dan indah, yang mencerminkan nilai-nilai dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Jambi.
Setiap tarian daerah memiliki ciri khasnya sendiri dan menjadi bagian penting dari kebudayaan masyarakat Jambi.
Dengan melestarikan dan mengembangkan Tari daerah Jambi, diharapkan kekayaan budaya Jambi dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang, serta menjadi bagian dari kekayaan budaya nasional Indonesia.