Urutan Bulan Jawa

Penanggalan Jawa atau sering disebut juga dengan kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa.

Dalam penanggalan Jawa, terdapat urutan bulan Jawa yang unik dan berbeda dengan urutan bulan yang digunakan dalam penanggalan internasional.

Urutan bulan Jawa tidak hanya memiliki nilai astronomis, tetapi juga memiliki nilai filosofis dan kebudayaan yang tinggi bagi masyarakat Jawa.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang urutan bulan Jawa, serta maknanya dalam budaya Jawa.

Sejarah Penanggalan Jawa

{Terlengkap} Urutan Bulan Jawa Beserta Penjelasannya

Sejarah penanggalan Jawa bermula dari perpaduan antara penanggalan Hindu dan penanggalan Islam.

Penanggalan Jawa pertama kali diperkenalkan oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke-14.

Namun, penanggalan Jawa yang kita kenal sekarang ini, baru dirumuskan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II di Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1633.

Makna Urutan Bulan Jawa dalam Budaya Jawa

{Terlengkap} Urutan Bulan Jawa Beserta Penjelasannya

Urutan bulan Jawa memiliki makna yang dalam dalam budaya Jawa. Masyarakat Jawa meyakini bahwa setiap bulan memiliki energi yang berbeda dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

Oleh karena itu, masyarakat Jawa sering menggunakan penanggalan Jawa untuk menentukan hari-hari baik atau buruk dalam melakukan suatu kegiatan, seperti perkawinan, membangun rumah, atau bahkan memulai usaha.

Selain itu, urutan bulan Jawa juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti slametan atau selamatan, yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan dari Tuhan.

Dalam upacara adat tersebut, urutan bulan Jawa dapat menentukan jenis makanan atau bahan yang digunakan dalam prosesi upacara.

Urutan Bulan Jawa

{Terlengkap} Urutan Bulan Jawa Beserta Penjelasannya

Urutan bulan Jawa terdiri dari 12 bulan, yang masing-masing memiliki nama dan makna filosofis yang berbeda-beda. Berikut adalah urutan bulan Jawa:

1. Sura

Bulan Sura adalah bulan pertama dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai awal dari segala sesuatu dan melambangkan keberanian serta tekad yang kuat.

2. Sapar

Bulan Sapar adalah bulan kedua dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai awal mula musim hujan dan melambangkan kesuburan serta kelimpahan.

3. Mulud

Bulan Mulud adalah bulan ketiga dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan melambangkan kasih sayang serta kedamaian.

4. Bakdamulud

Bulan Bakdamulud adalah bulan keempat dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan puasa dan melambangkan kedisiplinan serta ketekunan.

5. Jumadilawal

Bulan Jumadilawal adalah bulan kelima dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan kelahiran Nabi Adam AS dan melambangkan kesucian serta kemurnian.

6. Jumadilakhir

Bulan Jumadilakhir adalah bulan keenam dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan perayaan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan melambangkan keagungan serta kemuliaan.

7. Rejeb

Bulan Rejeb adalah bulan ketujuh dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan penuh berkah dan melambangkan kebesaran serta keagungan.

8. Ruwah

Bulan Ruwah adalah bulan kedelapan dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan rohaniah dan melambangkan kebersamaan serta persaudaraan.

9. Pasa

Bulan Pasa adalah bulan kesembilan dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan suci dan melambangkan kesederhanaan serta kerendahan hati.

10. Sawal

Bulan Sawal adalah bulan kesepuluh dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan peningkatan kualitas diri dan melambangkan kemandirian serta keberanian.

11. Dulkangidah

Bulan Dulkangidah adalah bulan sebelas dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan peringatan akan perjuangan para leluhur dan melambangkan kehormatan serta penghargaan.

12. Besar

Bulan Besar adalah bulan terakhir dalam urutan bulan Jawa. Bulan ini memiliki makna filosofis sebagai bulan penutup atau akhir dari suatu periode dan melambangkan kematangan serta kesempurnaan.

Urutan Bulan Jawa dalam Islam

{Terlengkap} Urutan Bulan Jawa Beserta Penjelasannya

Urutan bulan Jawa merupakan bagian dari sistem penanggalan Jawa yang memiliki akar sejarah yang kuat dalam agama Islam.

Dalam penanggalan Islam, bulan merupakan unsur penting yang digunakan untuk menentukan waktu ibadah seperti sholat dan puasa.

Dalam urutan bulan Jawa, terdapat beberapa bulan yang memiliki makna filosofis dan religius yang kuat, yang berhubungan dengan ajaran Islam. Berikut adalah beberapa bulan Jawa yang memiliki hubungan erat dengan Islam:

1. Muharram

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan penyucian diri dan melambangkan kesederhanaan serta kerendahan hati.

Dalam ajaran Islam, bulan Muharram juga memiliki makna penting sebagai bulan pertama dalam kalender Islam dan sering dijadikan momen peringatan peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

2. Safar

Bulan Safar adalah bulan kedua dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan introspeksi diri dan melambangkan ketabahan serta ketegaran.

Dalam ajaran Islam, bulan Safar juga memiliki makna penting sebagai bulan yang sering dihubungkan dengan beberapa mitos dan kepercayaan yang tidak benar dalam masyarakat, seperti mitos buruknya melakukan pernikahan atau memulai usaha pada bulan Safar.

3. Rabi’ul Awwal

Bulan Rabi’ul Awwal adalah bulan ketiga dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan melambangkan kasih sayang serta kedamaian.

Dalam ajaran Islam, bulan Rabi’ul Awwal memiliki makna penting sebagai bulan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sering dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.

4. Rabi’ul Akhir

Bulan Rabi’ul Akhir adalah bulan ketujuh belas dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan penyelesaian dan melambangkan kesempurnaan serta keteguhan hati.

Dalam ajaran Islam, bulan Rabi’ul Akhir juga memiliki makna penting sebagai bulan yang dipercaya sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

5. Jumadil Awal

Bulan Jumadil Awal adalah bulan kedua belas dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan kesabaran dan melambangkan keuletan serta keberanian.

Meskipun bulan Jumadil Awal tidak memiliki makna khusus dalam ajaran Islam, namun umat Muslim di Indonesia sering mengaitkan bulan ini dengan momen penting seperti peringatan Isra’ Mi’raj.

6. Jumadil Akhir

Bulan Jumadil Akhir adalah bulan ketiga belas dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan pengampunan dan melambangkan kebaikan serta keberkahan.

Meskipun bulan Jumadil Akhir tidak memiliki makna khusus dalam ajaran Islam, namun umat Muslim di Indonesia sering mengaitkan bulan ini dengan momen penting seperti peringatan Maulid Nabi.

7. Rejeb

Bulan Rejeb adalah bulan keempat belas dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan rahmat dan melambangkan kemurahan serta kelembutan.

Dalam ajaran Islam, bulan Rejeb memiliki makna penting sebagai bulan yang dianjurkan untuk melakukan ibadah dan amal kebaikan sebagai persiapan menjelang bulan Ramadan.

8. Sya’ban

Bulan Sya’ban adalah bulan kelima belas dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan persiapan dan melambangkan kesungguhan serta ketulusan hati.

Dalam ajaran Islam, bulan Sya’ban juga memiliki makna penting sebagai bulan yang dirayakan sebagai momen menyambut bulan Ramadan.

9. Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan kelima dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan penyucian diri dan melambangkan ketekunan serta kesabaran.

Dalam ajaran Islam, bulan Ramadhan memiliki makna penting sebagai bulan suci yang diwajibkan untuk melakukan puasa bagi umat Muslim di seluruh dunia.

10. Syawal

Bulan Syawal adalah bulan kedelapan belas dalam urutan bulan Jawa dan juga menjadi bulan yang paling dinanti oleh umat muslim.

Bulan Syawal melambangkan kemenangan dan kebahagiaan serta menjadi bulan yang diperingati sebagai momen berakhirnya ibadah puasa Ramadan dengan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

11. Dzulqa’dah

Bulan Dzulqa’dah adalah bulan ketujuh dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan introspeksi diri dan melambangkan keheningan serta ketenangan.

Dalam ajaran Islam, bulan Dzulqa’dah juga memiliki makna penting sebagai bulan yang dianjurkan untuk melakukan ibadah dan amal kebaikan sebagai persiapan menjelang bulan Dzulhijjah.

12. Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah adalah bulan kedelapan dalam urutan bulan Jawa yang memiliki makna filosofis sebagai bulan berkurban dan melambangkan pengorbanan serta kesetiaan.

Dalam ajaran Islam, bulan Dzulhijjah memiliki makna penting sebagai bulan yang dirayakan sebagai momen berkurban bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Bulan Jawa yang Baik untuk Menikah

{Terlengkap} Urutan Bulan Jawa Beserta Penjelasannya

Dalam tradisi Jawa, pemilihan waktu pernikahan menjadi hal yang sangat penting karena diyakini dapat mempengaruhi keberhasilan pernikahan tersebut.

Salah satu faktor yang sering dipertimbangkan dalam pemilihan waktu pernikahan adalah bulan yang dianggap baik atau menguntungkan.

Menurut kepercayaan Jawa, terdapat beberapa bulan yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan. Bulan-bulan tersebut antara lain:

1. Sawal (Jawa: Sura)

Bulan Sawal dianggap sebagai bulan yang baik untuk menikah karena memiliki makna sebagai bulan kelahiran nabi Adam AS. Selain itu, bulan ini juga dianggap sebagai bulan penuh keberuntungan dan kesejahteraan.

2. Besar (Jawa: Baisakha)

Bulan Besar merupakan bulan kelima dalam kalender Jawa dan dianggap sebagai bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Bulan ini dianggap sebagai bulan kelahiran Sang Hyang Wenang, dewa yang dipercaya sebagai pelindung kehidupan manusia.

3. Pasa (Jawa: Pausha)

Bulan Pasa dianggap sebagai bulan yang cocok untuk pernikahan karena dianggap sebagai bulan yang penuh dengan kesuburan dan kesejahteraan.

4. Sawit (Jawa: Kartika)

Bulan Sawit dianggap sebagai bulan yang baik untuk menikah karena memiliki makna sebagai bulan kelahiran dewa Brahma.

Selain itu, bulan ini juga dianggap sebagai bulan yang membawa keberuntungan dan kesuksesan.

5. Sura (Jawa: Margasirsa)

Bulan Sura dianggap sebagai bulan yang baik untuk pernikahan karena memiliki makna sebagai bulan kelahiran Sang Hyang Manikmaya, dewa yang dipercaya sebagai pelindung umat manusia.

Namun, pemilihan bulan yang baik untuk pernikahan juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti keadaan cuaca, kesibukan pekerjaan, dan ketersediaan lokasi pernikahan.

Oleh karena itu, penting bagi pasangan yang akan menikah untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan waktu pernikahan.

Penutup

Urutan bulan Jawa merupakan bagian yang penting dalam penanggalan Jawa dan memiliki makna filosofis dan budaya yang tinggi bagi masyarakat Jawa.

Selain itu, urutan bulan Jawa juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan kegiatan sehari-hari masyarakat Jawa.

Tinggalkan komentar